Prof. Djayani Nurdin Raih Penghargaan Best Paper di Forum Manajemen Indonesia ke-17 di Batam

0
61

Batam, 25 Oktober 2025 — Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (UNTAD), Prof. Dr. Djayani Nurdin, S.E., M.Si., berhasil meraih penghargaan Best Paper dalam ajang  Forum Manajemen Indonesia (FMI) ke-17 Tahun 2025 yang diselenggarakan di Batam, Kepulauan Riau, pada 21–25 Oktober 2025.

Kegiatan tahunan FMI ini merupakan forum akademik terbesar di Indonesia bagi para dosen, peneliti, dan praktisi di bidang manajemen dan bisnis. Tahun ini, panitia mencatat 1.111 peserta yang mengikuti kegiatan secara hybrid — terdiri dari 297 peserta hadir langsung di Batam dan 814 peserta melalui platform Zoom, mewakili 185 universitas dan sekolah tinggi ekonomi dari 89 kota di 31 provinsi di seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mempresentasikan hasil penelitian terbaru di bidang manajemen, bisnis, dan kebijakan publik. Salah satu yang mendapat perhatian adalah karya ilmiah Prof. Djayani Nurdin berjudul “Analisis Unit Cost dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Berkelanjutan di Kabupaten Tojo Una-Una (Pendekatan ABC/Activity-Based Costing)”.

Penelitian tersebut dinilai unggul karena menawarkan model efisiensi biaya berbasis aktivitas yang dapat diterapkan pada sektor kesehatan daerah, terutama dalam mendorong keberlanjutan pelayanan publik. Pendekatan yang digunakan dianggap memberikan solusi nyata bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan anggaran kesehatan tanpa menurunkan kualitas layanan.

Penghargaan Best Paper diserahkan langsung oleh Ketua FMI Korwil Kepulauan Riau, Prof. Dr. Hj. Sri Langgeng Ratnasari, S.E., M.M., didampingi oleh Assoc. Prof. Dr. Ervin Nora Susanti, S.Pi., M.Si., selaku Ketua Panitia FMI 2025. Suasana apresiatif tampak dalam sesi penutupan ketika para penerima penghargaan naik ke panggung untuk menerima penghormatan dari panitia dan peserta lainnya.

Dalam sambutannya, Prof. Djayani Nurdin menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut dan menegaskan pentingnya penelitian yang berorientasi pada keberlanjutan sosial. “Manajemen biaya dalam pelayanan publik bukan sekadar soal efisiensi anggaran, tetapi juga tentang tanggung jawab moral kita untuk memastikan pelayanan yang adil, berkelanjutan, dan manusiawi,” ujarnya.

Selain sesi presentasi ilmiah, FMI ke-17 juga menghadirkan berbagai kegiatan akademik seperti diskusi panel, workshop metodologi penelitian, dan forum kolaborasi riset antaruniversitas. Tema besar yang diusung tahun ini adalah “Inovasi dan Transformasi Manajemen untuk Indonesia Berdaya Saing Global.”

Para peserta dari berbagai perguruan tinggi juga menilai bahwa penyelenggaraan FMI di Batam kali ini memberikan ruang interaksi yang lebih luas antara akademisi dan praktisi industri. Kolaborasi lintas lembaga dianggap sebagai langkah penting untuk memperkuat ekosistem riset manajemen nasional.

Prestasi yang diraih Prof. Djayani Nurdin menjadi kebanggaan tersendiri bagi Universitas Tadulako. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAD menyampaikan ucapan selamat dan menilai capaian ini sebagai bukti nyata kontribusi dosen-dosen UNTAD dalam pengembangan ilmu manajemen terapan di Indonesia Timur.

Melalui ajang FMI 2025, diharapkan semakin banyak hasil penelitian dari para akademisi daerah yang mendapatkan pengakuan nasional. Penghargaan Best Paper yang diterima Prof. Djayani Nurdin bukan hanya menjadi simbol prestasi individu, tetapi juga representasi dari komitmen UNTAD dalam mendukung riset berkualitas dan berdampak bagi masyarakat.