Prof. Unggul Wahyono Dorong Inovasi Sistem Peringatan Dini di Air Terjun Wera

0
65

Sigi – Guru Besar Universitas Tadulako, Prof. Unggul Wahyono, memimpin tim dosen dan mahasiswa FKIP UNTAD dalam kegiatan pengabdian masyarakat di kawasan wisata Air Terjun Wera, Kabupaten Sigi, Rabu (10/9/2025). Kegiatan ini berfokus pada sosialisasi dan penerapan sistem peringatan dini banjir bandang, yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan pengunjung sekaligus mengembalikan daya tarik wisata unggulan Sulawesi Tengah tersebut.

Sejak lama Air Terjun Wera dikenal sebagai destinasi wisata populer karena keindahan alam dan aksesnya yang relatif dekat dari Kota Palu. Namun, beberapa tragedi banjir bandang dalam lima tahun terakhir membuat jumlah wisatawan menurun drastis. Data mencatat, pada Februari 2024 sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat terseret arus deras, sehingga menimbulkan trauma bagi masyarakat.

Melihat kondisi tersebut, Prof. Unggul bersama timnya menggagas sistem peringatan dini berbasis teknologi. Melalui aplikasi Telegram yang dihubungkan dengan kode QR di pintu masuk, pengunjung dapat menerima informasi ketinggian air secara real time. Sistem ini dirancang agar informasi tidak hanya menjangkau wisatawan, tetapi juga warga sekitar, petugas, dan tim siaga bencana.

Selain berbasis aplikasi digital, tim juga mengembangkan indikator visual berupa lampu lalu lintas yang dipasang di titik strategis. Menurut Prof. Unggul, lampu peringatan dipilih karena suara sirene akan kalah oleh derasnya suara air terjun. “Kami berusaha menghadirkan inovasi yang sederhana tetapi efektif, agar peringatan bisa diterima dengan cepat oleh semua pihak,” jelasnya.

Proses perancangan sistem dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fisika FKIP UNTAD dengan melibatkan mahasiswa. Prof. Unggul juga menginisiasi kolaborasi dengan warga sekitar dan tim siaga bencana untuk menentukan lokasi pemasangan sensor serta lampu peringatan. Pendekatan partisipatif ini memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap sistem yang dibangun.

Dalam sesi sosialisasi, Prof. Unggul menegaskan bahwa upaya ini bukan sekadar hasil riset akademik, melainkan bentuk nyata kontribusi universitas bagi masyarakat. “Kami ingin solusi yang kami tawarkan tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh pengunjung dan masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Dekan FKIP UNTAD. Dengan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, Prof. Unggul berharap Air Terjun Wera dapat kembali menjadi destinasi wisata aman, nyaman, dan berkelanjutan di Sulawesi Tengah.